ASUHAN
KEPERAWATAN
DENGUE
HAEMORRHAGIC FEVER (DHF)
Di
Susun Oleh :
1.
Ahmad
Mulkan Aziman
2.
Chandra
Gunawan
3.
Iwan
Hartanto
4.
Meilinda
Triwahyuni
5.
Muhammad
Daroni Ali
6.
Pera
Ernawati
7.
Riza
Umami
8.
Subhan
Dosen Pembimbing :
Tjubianto, SPd
AKADEMI KEPERAWATAN SAPTA KARYA
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2013-2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadiran allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Demam Berdarah Dengue”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Penulis, Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
BAB.I.LAPORAN
PENDAHULUAN.........................................................
1.1.Konsep
Dasar Keperawatan..........................................................
1.1.1.Pengertian................................................................................
1.1.2.Etiologi.....................................................................................
1.1.3.Tanda
Dan Gejala....................................................................
1.1.4.Klasifikasi................................................................................
1.1.5.Patofisiologi.............................................................................
1.1.6.Badan
Patofisiologi..................................................................
1.1.7.Prognosis..................................................................................
1.1.8.Komplikasi...............................................................................
1.1.9.Pemeriksaan
diagnostik............................................................
1.1.10.Penatalaksanaan
Medis..........................................................
1.2.Konsep Dasar Keperawatan..........................................................
1.2.1.Pengkajian...............................................................................
1.2.2.Diagnosis.................................................................................
1.2.3.Intervensi................................................................................
1.2.4.Evaluasi...................................................................................
BAB.II.PENUTUP
2.1.Kesimpulan.......................................................................................
2.2.Saran.................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
LAPORAN
PENDAHULUAN
(TINJAUAN
TEORI)
1.1.Konsep
Dasar Penyakit
1.1.1.
Pengertian
Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk
ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty (betina). (
Effendy Christantie, 1995 ).
Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit yang
terdapat pada anak dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang
biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Uji tourniquet akan positif
disertai ruam, tanpa ruam dan beberapa atau semua gejala perdarahan.
(Hendarwanto, IPD, 1999 ).
Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti (betina). Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan
dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak , serta sering menimbulkan
kejadian luar biaa atau wabah. ( Suroso Thomas, FKUI, 2002 ).
1.1.2 Etiologi
Virus dengue
yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang terdiri dari 4 tipe yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4 (baca : virus dengue tipe 1-4). infeksi oleh satu tipe
virus dengue akan memberikan imunitas yang menetap terhadap infeksi virus yang
bersangkutan pada masa yang akan datang. Namun, hanya memberikan imunitas yang
sementara dan parsial terhadap infeksi virus lainnya. Wabah dengue juga telah
dissertai Aedes albopictus, Aedess polinienssiss, Aedess sscuttellariss tetapi
vector tersebut kurang efektif dan kurang berperan karena nyamuk-nyamuk
tersebut banyak terdapat didaerah perkebunan dan semak-semak, sedangkan Aedes
aegypti banyak tinggal di sekitar pemukiman penduduk.
Adapun ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti adalah
a.
Berbadan kecil, warna hitam dan belang-belang
b.
Menggigit pada siang hari, yaitu rentang waktunya
antara Pkl 08.00 – 10.00 pagi.
c.
Gemar hidup di tempat yang gelap dan lembab dan di
baju-baju yang bergantungan
d.
Badannya mendatar saat hinggap
e.
Jarak terbangnya kurang dari 100 meter
f.
Banyak bertelur di genangan air yang terdapat pada
sisa-sisa kaleng bekas, tempat penampungan air, bak mandi, ban bekas dan
sebagainya.
1.1.3. Tanda
Dan Gejala
a.
Demam tinggi dan mendadak dan terus menerus selama 2-7
hari
b.
Manifestasi perdarahan : uji rumpeleede positif,
ptekiae, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena.
c.
Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah,
anoreksia, diare atau konstipasi, nyeri ulu hati.
d.
Nyeri sendi , nyeri kepala, nyeri otot, rasa sakit di
daerah belakang bola mata (retro orbita), hepatomegali, splenomegali.
e.
Kadang ditemui keluhan batuk pilek dan sakit menelan.
1.1.4. Klasifikasi
Klasifikasi Demam Berdarah
Dengue menurut WHO (1975)
-
Derajat I
disertai gejala klinis lain tanpa perdarahan spontan, uji rumpeleede positif
dan mudah memar.
-
Derajat II
Tanda pada derajat I disertai perdarahan spontan pada kulit berupa ptekiae
dan ekimosis, epistaksis, muntah darah (hematemesis), melena, perdarahan gusi.
-
Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah
menurun, gelisah.
-
Derajat IV
Syok berat dimana nadi tidak teraba, tekanan darah tidak dapat diukur,
kulit lembab dan dingin, tubuh berkeringat, kulit membiru. Merupakan
manifestasi syok dan seringkali berakhir dengan kematian.
1.1.5.
Patofisilogi
Virus dengue
ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti yang mempunyai 4 tipe yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, DEN-4, dimana keempat jenis ini dapat menyebabkan manifestasi klinis
yang bermaca-macam dari asimptomatis sampai fatal. Dengue fever merupakan
manifestasi klinis yang ringan, sedang Dengue Haemorrhagic Fever merupakan
manifestasi klinis yang berat.
Setelah
virus masuk ke dalam tubuh, maka akan terjadi replikasi virus kemudian akan
terjadi viremia yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh , sakit kepala,
mual, muntah, nyeri otot dan sendi, ruam atau bintik merah pada kulit, hiperemi
tenggorokan dan pada keadaan yang lebih berat mungkin akan terjadi pembesaran
kelenjar getah bening, hepatomegali dan splenomegali.
Gigitan
nyamuk yang pertama mungkin tidak menimbulkan gejala atau dapat juga terjadi
dengue fever yaitu reaksi tubuh ringan yang merupakan reaksi yang biasa
terlihat pada infeksi oleh virus. Reaksi akan berat jika penderita mengalami
infeksi berulang (ke-2) terutama jika oleh virus yang berbeda pada infeksi yang
pertama sehingga terjadi reaksi antigen-antibody dan akan menimbulkan kompleks
antigen-antibody (kompleks virus-antibody). Keadaan ini dapat menyebabkan
beberapa hal yaitu:
a.
Aktivasi system komplemen yang berakibat dilepaskannya
anafilatoxin yang menyebabkan peningkatan permeabilitas dindingpembuluh darah
dan terjadinya perembesan plasma dari ruang intravascular ke ruang
ekstravaskular. Perembesan plasma ini menyebabkan berkurangnya volume plasma,
terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi pleura dan renjatan
(syok).
b.
Timbulnya agregasi trombosit yang melepakan ADP akan
mengalami metamorfosis. Trombosit yang mengalami metamorfosis akan dimusnahkan
oleh system retikuloendotel dengan akibat trombositopenia hebat dan perdarahan.
c.
Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII) dengan
akibat akhir terjadipembekuan intravascular yang meluas. Dalam proses aktivasi
ini plasminogen akan menjadi plasmin yang berperan dalam pembentukkan
anafhilatoxin dan penghancuran fibrin menjadi fibrin degradation product.
Kemudian meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah sehingga terjadinya
perembesan plasma dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular
1.1.6. Bagan
patofisiologi
1.1.7. Prognosis
Prognosis
DBD berdasarkan kesuksesan dalam tetapi dan penetalaksanaan yang dilakukan.
Terapi yang tepat dan cepat akan memberikan hasil yang optimal.
Penatalaksanaan
yang terlambat akan menyebabkan komplikasi dan penatalaksanaan yang tidak tapat
dan adekuat akan memperburuk keadaan.
Kematian
karena demam dengue hampir tidak ada. Pada DBD/SSD mortalitasnya cukup tinggi.
Penelitian pada orang dewasa di Surabaya, Semarang, dan Jakarta menunjukkan
bahwa prognosis dan perjalanan penyakit umumnya lebih ringan pada orang dewasa
dibandingkan pada anak-anak.
DBD
Derajat I dan II akan memberikan prognosis yang baik, penatalaksanaan yang
cepat, tepat akan menentukan prognosis. Umumnya DBD Derajat I dan II tidak
menyebabkan komplikasi sehingga dapat sembuh sempurna.
DBD
derajat III dan IV merupakan derajat sindrom syok dengue dimana pasien jatuh
kedalam keadaan syok dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Prognosis sesuai
penetalaksanaan yang diberikan.
1.1.8. Komplikasi
a. Syok
hipovolemik
b. Anoksia jaringan
c. Asidosis metabolik
b. Anoksia jaringan
c. Asidosis metabolik
1.1.9. Pemeriksaan Diagnostik
a. Labotatorium
1) Darah
1) Darah
a) Trombosit
b) Hemoglobin
c) Hematokrit
d) Elektrolit serum
e) Pemeriksaan gas darah
b) Hemoglobin
c) Hematokrit
d) Elektrolit serum
e) Pemeriksaan gas darah
2)
Urine
b. Pemeriksaan radiology
c. USG
c. USG
1.1.10. Penatalaksanaan Medis
a. Pemberian minum 1- 2 liter per hari,
pemberiaan oralit, jus buah juga baik untuk mengatasi kekurangan volume cairan
b. Antipiretik
c. Kompres hangat
d. Monitor TTV dan tanda-tanda perdarahan
e. Antibiotic
f. Diazepam, jika kejang
g. Pemberian cairan intravena (Ringer Lactat,
Nacl 0,9 %, Dextrose 5 %)
h. Bila hematokrit meningkat beri cairan plasma
(Dekstran, albumin 5 %)
i. Pemberian tranfusi darah
j. Jika asidosis metabolic beri natrium
Bikarbonat
1.2. Konsep Dasar
Keperawatan
1.2.1. Pengkajian
a)
Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
-
Riwayat demam dengue, dengan minum penurun panas dan
istirahat demam tidak dirasakan lagi
-
Lingkungan rumah yang berdempet, banyak air tergenang,
pembuangan barang-barang bekas dan kaleng-kaleng bekas sembarangan
-
Riwayat demam kembali dengan tanda-tanda perdarahan
(tanda-tanda perdarahan yang khas dari demam berdarah dengue)
b)
Pola nutrisi
metabolic
-
Intake menurun karena mual dan muntah
-
Adakah penurunan BB?
-
Adakah kesulitan menelan?
-
Demam tinggi yang tiba-tiba sampai kadang menggigil
selama 2-7 hari
c)
Pola eliminasi
-
Konstipasi
-
Diare
-
Tinja berwarna hitam pada perdarahan hebat
-
Produksi urine menurun (kurang dari 1cc/KgBb/jam) pada
syok
d) Pola aktivitas dan latihan
-
Badan lemah, nyeri otot dan sendi
-
Tidak bisa beraktivitas, pegal-pegal seluruh badan
e) Pola istirahat dan tidur
-
Istirahat dan tidur terganggu karena demam, nyeri
kepala, nyeri otot dan sendi, gelisah
f) Pola persepsi kognitif
-
Apakah yang diketahui klien dan keluarga tentang
penyakitnya?
-
Apakah yang diharapkan klien/keluarga terhadap
sakitnya
g) Pola persepsi dan konsep diri
-
Apakah klien merasa puas terhadap keadaan dirinya?
-
Adakah perasaan malu terhadap penyakitnya?
h)
Pola mekanisme koping dan
toleransi terhadap stress
-
Adanya perasaan cemas, takut terhadap penyakitnya
-
Ingin ditemani orang tua atau orang terdekat saat
sakit
i) Pola reproduksi seksual
-
Pada anak perempuan apakah ada perdarahan pervagina
(bukan menstruasi)?
j) Pola
sistem kepercayaan
-
Menyerahkan penyakitnya kepada Tuhan / pasrah
-
Menyalahkan Tuhan kaerna penyakitnya
-
Memanggil pemuka agama untuk mendoakan
1.2.2.
Diagnosa
keperawatan
a.
Hipertermi yang berhubungan dengan proses infeksi
virus dengue.
b.
Risiko tinggi kekurangan volume cairan vascular yang
berhubungan dengan pindahnya cairan dari ruang intravascular ke ruang
ekstravaskular
c.
Risiko tinggi syok hipovolemik yang berhubungan dengan
perdarahan
d.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat.
1.2.3.
Intervensi
Keperawatan
a.
Diagnosa
keperawatan : Hipertermi yang berhubungan dengan proses infeksi
virus dengue.
Tujuan : hipertermi dapat teratasi setelah
dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria hasil :
-
Suhu tubuh normal (36-370 C)
-
Pasien mengatakan tidak panas lagi
Intervensi
|
rasionalisasi
|
-
Observasi TTV : suhu, nadi, tekanan darah,
pernapasan
-
Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau
peningkatan suhu tubuh
-
Beri kompres hangat di daerah ketiak dan dahi
-
Anjurkan klien banyak minum ± 1-2 liter / hari.
|
-
TTV merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum
pasien
-
keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses
penyembuhan pasien di rumah sakit
-
kompres hangat memberikan efek vasodilatasi pembuluh
darah sehingga dapat meningkatkan pengeluaran panas tubuh melalui pori-pori
-
suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat
sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak
|
b. Diagnosa keperawatan : Risiko
tinggi kekurangan volume cairan vascular yang berhubungan dengan pindahnya
cairan dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular
Tujuan : kekurangan volume cairan tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria hasil :
Tujuan : kekurangan volume cairan tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria hasil :
-
Klien tidak mengalami kekurangan volume cairan
vaskuler yang ditandai dengan TTV stabil dalam batas normal
-
Produksi urine 1 cc/KgBb/jam
-
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
intervensi
|
rasionalisasi
|
-
Observasi TTV : suhu, nadi, tekanan darah,
pernapasan
-
Kaji tanda dan gejala kurang volume cairan (selaput
mukosa kering, rasa haus dan produksi urine menurun)
-
Monitor dan catat cairan yang masuk dan keluar
-
Beri minum yang cukup dan sesuaikan dengan jumlah
cairan infuse.
|
-
TTV merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum
pasien
-
deteksi dini kurang volume cairan
-
mengetahui keseimbangan cairan yang masuk dan keluar
-
minum cukup untuk menambah volume cairan dan
sesuaikan dengan cairan infuse untuk mencegah kelebihan cairan.
|
c. Diagnosa keperawatan : Risiko
tinggi syok hipovolemik yang berhubungan dengan perdarahan
Tujuan : syok hipovolemik tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria hasil :
Tujuan : syok hipovolemik tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria hasil :
-
TTV stabil dalam batas normal
-
Hematokrit dalam batas normal ( L : 40-52 %, P : 35-47
% )
-
Hemoglobin dalam batas normal ( L : 11,5-16,5 g/dL, P
: 13-17,5 g/dL )
-
Trombosit dalam batas normal (150.000-400.000 /mm3 )
-
Tidak terjadi tanda-tanda syok
intervensi
|
rasionalisasi
|
-
Observasi TTV : suhu, nadi, tekanan darah,
pernapasan
-
Monitor tanda-tanda perdarahan
-
Observasi perkembangan bintik-bintik merah di kulit,
keringat dingin, kulit lembab dan dingin serta tanda-tanda sianosis
-
Bila terjadi syok hipovolemik, baringkan pasien
dalam posisi datar
|
-
TTV merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum
pasien
-
perdarahan yang tepat diketahui dapat segera diatasi
sehingga pasien tidak sampai ke tahap hipovolemik akibat perdarahan hebat
-
mengetahui tanda-tanda terjadinya syok sehingga
dapat menentukan intervensi secepatnya
-
menghindari kondisi yang lebih buruk.
|
d. Diagnosa keperawatan : Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake nutrisi yang
tidak adekuat
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria hasil :
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria hasil :
-
Klien mengalami peningkatan selera makan dan mampu
menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan
-
Mual, ¬muntah hilang
-
Berat badan dalam batas normal
intervensi
|
rasionalisasi
|
-
Kaji keluhan mual, muntah dan anoreksia yang dialami
pasien
-
Kaji pola makan pasien, catat porsi makan yang
dihabiskan setiap hari
-
Timbang berat badan pasien setiap hari
-
Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makan
dalam porsi kecil tetapi sering
|
-
untuk menentukan intervensi yang sesuai dengan
kondisi pasien
-
mengetahui masukan nutrisi pasien
-
mengetahui kecukupan nutrisi pasien
-
mencegah pengosongan lambung
|
a.
Evaluasi Suhu tubuh
normal (36-370 C).
b.
Kekurangan volume cairan vascular tidak terjadi dan
pasien tidak mengalami kekurangan volume cairan.
c.
Syok hipovolemik tidak terjadi, pasien tidak mengalami
perdarahan yang berlebihan seperti hematemesis, melena, perdarahan gusi,
epistaksis dan ptekiae.
d.
Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
BAB II
PENUTUP
2.1. Kesimpulan
Dengue
Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue,
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty (betina). ( Effendy Christantie, 1995 ).
Virus dengue
yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang terdiri dari 4 tipe yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4 (baca : virus dengue tipe 1-4). infeksi oleh satu tipe
virus dengue akan memberikan imunitas yang menetap terhadap infeksi virus yang
bersangkutan pada masa yang akan datang. Namun, hanya memberikan imunitas yang
sementara dan parsial terhadap infeksi virus lainnya. Wabah dengue juga telah
dissertai Aedes albopictus, Aedess polinienssiss, Aedess sscuttellariss tetapi
vector tersebut kurang efektif dan kurang berperan karena nyamuk-nyamuk
tersebut banyak terdapat didaerah perkebunan dan semak-semak, sedangkan Aedes
aegypti banyak tinggal di sekitar pemukiman penduduk.
2.2. Saran
Di dalam
kehidupan sehari-hari sebaik nya menerapkan 3 M yaitu menguras menutup dan
mengubur supaya terhindar dari demam berdarah.
DAFTAR
PUSTAKA
Carpenito,
Lynda Jual-Moyet.(2008). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta :
EGC.
Effendi, Christantie. 1995. Perawatan Pasien DHF edisi 1. Jakarta : EGC
Ginanjar, Genis. 2008. Demam Berdarah. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka
Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2. Jakarta ; EGC.
Mansjoer, Arif et all. 2000. Kapita selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta : Media aesculapius.
Monica, Ester. 1999. Demam Berdarah Dengue ( Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Pengendalian. Jakarta : EGC.
Syaifuddin. 2001. Fisiologi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta : Widya Medika
Suyono, Slamet. 2001.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 3. Jakarta ; FKUI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar